Pemerintah Daerah Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku terus mendorong Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) untuk meningkatkan daya saing produknya melalui model pembinaan Industri berbasis sentra, yaitu One Village One Product (OVOP) yang mengangkat keunggulan IKM lokal. Ini seirima dengan arahan pengembangan industri di Maluku sesuai harapan Bapak Gubernur Maluku untuk mengembangkan satu desa satu produk atau yang lebih dikenal dengan one village one product (OVOP).

Ini merupakan bagian dari Implementasi dari arahan Penjabat Gubernur Maluku dalam Pengembangan Sektor Industri Potensial dengan menggali potensi sumber daya alam (SDA) di wilayah Provinsi Maluku. Kemandirian ekonomi yang beriringan dengan riak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia – Maluku      (BBI – BBWI) tahun 2024 di Provinsi Maluku, menjadikan konsep Ovop tersebut menjadi muatan lokal berskala nasional. Produk-produk lokal seperti produk Ovop Kenari dari Negeri Booi harus menjadi komoditi potensial dalam pengembangannya.

Potensi sumber daya alam di Pulau Saparua yang sudah terkenal pada jaman penjajahan baik Belanda, Portugis dengan rempah-rempah menjadi salah satu primadona unggulan pada saat itu. Kini cerita nostalgia itu menjadi nilai historis yang perlu dikembangkan dengan sentuhan tangan-tangan terampil produktif di Negeri Booi, Pulau Saparua. Keunggulan komperatif yang dimiliki oleh Negeri Booi Kabupaten Maluku Tengah menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindag Maluku. Potensi sumber daya alam yang sangat menjanjikan yang dimiliki oleh Negeri Booi membuktikan bahwa produk Kenari menjadi salah komoditi unggulan yang siap bersaing dengan daerah lain, sebab memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

Dalam konteks itulah, Pemerintah menjadi fasilitator dalam memberikan bukti dan bukan janji seperti yang telah dilakukan oleh Pemerintah Maluku dalam menjawab kebutuhan dalam menjembatani persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di Maluku seperti yang dirasakan oleh kehidupan masyarakat di Negeri Samahu Amalatu.

Pelaku IKM di Maluku telah mampu menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh pasar domestik dan ekspor, dengan kualitas yang kompetitif. Selain itu, jumlah IKM tersebar di seluruh wilayah Tanah Air dengan jenis usaha dan produknya yang sangat beragam,” ungkap Kepala Bidang Industri Marchelino Paliama mewakili Kepala Dinas Dinas Perindag Maluku, saat membuka secara resmi kegiatan Bimbingan Teknis Proses Produksi Pangan Lokal dan Diversifikasi Produk OVOP Kenari di Pulaua Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (29/07). Dirinya berharap bahwa produk Ovop Kenari dari Negeri Booi harus dapat berdaya saing dengan kualitas dan keragaman produk-produk yang telah memiliki standard selain itu juga perijinan dalam berusaha, tegasnya.

Hadir dalam kegiatan pembukaan tersebut yang mewakili Pemerintahan Negeri Booi, Jemaat GPM Booi  Kasubag Perencanaan Dinas Perindag Maluku Yudith Kapressy.

Kepala Bidang Industri, mengemukakan bahwa masing-masing daerah di Maluku memiliki potensi baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dapat didorong untuk menghasilkan produk andalan dengan ciri khas dan karakteristik tersendiri sehingga menjadi keunggulan komparatif dari daerah tersebut. “Salah satunya ialah tanaman Kenari yang memiliki tekstur dan kualitas yang baik sehingga perlu dikembangkan menjadi produk Ovop khas Provinsi Maluku khususnya di Negeri Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah,”, katanya.

“Pemerintah Daerah Maluku melalui Dinas Perindag Maluku bertekad untuk terus memperkuat dan menonjolkan aspek keunggulan yang melekat pada produk tersebut, baik karena bahan bakunya, ciri khas dan keunikannya, tradisinya, kearifan lokalnya, maupun reputasinya,” papar Paliama. Kami terus memberdayakan pelaku industri di daerah, seirima dengan visi dan misi Pemerintah Maluku untuk menghasilkan Produk-Produk Industri Lokal yang berkualitas dan mampu berdaya saing. “Konsep OVOP merupakan salah satu misi dari Penjabat Gubernur Maluku, sehingga kemudian menjadi salah satu program prioritas dari Dinas Perindag Maluku, dan pada tahun 2024’, tandasnya

Penguatan kapasitas sumber daya manusia industri, tentunya terus dilakukan dalam bentuk kegiatan Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku seperti yang dilakukan di Negeri Booi, Kabupaten Maluku Tengah yang dampaknya dirasakan oleh para peserta nantinya, tegasnya.

Sebanyak 20 orang peserta dilatih selama 4 hari dari tanggal 29/07-01/8 yang dibagi dalam empat kelompok yang terfokus pada pengembangan produk OVOP Kenari yang merupakan tanaman unggulan dari negeri Booi dan kegiatan dipusatkan pada Balai Pertemuan Betfage.

Pada kegiatan Bimtek ini, Kepala Bidang Industri Marchelino Paliama menyampaikan materi terkait pemanfataan pengurusan perijinan berusaha seperti PIRT, Sertifikasi Halal bagi peningkatan berusaha dari para pelaku industri di negeri Booi dan Arthur Pattiruhu yang memberikan pemahaman terkait perijinan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan SIInas Kemenperin RI.

Sementara itu, pembobotan dalam merubah paradigma berpikir para peserta melalui materi bimtek dan praktek yang disajikan langsung oleh praktisi yang juga merupakan instruktur dari D & D Jakarta Deli Gunarsa, tentang bagaimana pemanfataan tanaman-tanaman lokal Kenari untuk diubah menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis dan dapat menembus pasar baik lokal, nasional maupun internasional. Kegiatan selama 4 hari tersebut menghasilkan berbagai produk olahan Kenari seperti Coklat Kenari, Cookies Kenari Keju, Selai Coklat Kenari, Selai Kenari, Stik Keju Kenari, Minuman Sari Kenari, Kenari Balado, Minuman Lemon Cina Kenari, Onde-Onde Wijen Kenari.

Begitu sukacita dan sangat berkesan yang dirasakan oleh para peserta. Salah seorang peserta Welni Hehanussa memberikan apresiasi terhadap apa yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan. “Bukan hanya ilmu tapi kami telah difasilitasi dengan pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB)”, katanya. Sementara itu, Sekretaris Jemaat GPM Booi Handry Pattiasina menyampaikan terima kasih Ibu Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian RI, juga Pemerintah Daerah Maluku khususnya Bapak Penjabat Gubernur Maluku yang begitu peduli dalam mengembangkan tanaman produktif dari negeri kami Booi.

Sementara itu, Pemerintah Maluku melalui Dinas Perindag Maluku memberikan bantuan stimulan berupa peralatan pengolahan Kenari, Kemasan, Hansealer, Vacumsealer untuk menjadi motivasi bagi kami untuk terus mengembangkan produk OVOP kami ini. market atau pasar menjadi salah satu upaya Pemerintah Maluku melalui Dinas Perindag Provinsi Maluku dengan mengakomodir produk-produk tersebut pada gerai modern, galeri Dekranasda Maluku di Bandara Pattimura dan di GIIA Hotel Jakarta, katan Paliama.

Ada hal yang menarik yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdangangan Provinsi Maluku ialah memfasilitasi pendafataran Nomor Induk Berusaha (NIB) sebanyak 61 sertifikat perijinan dan pada acara penutupan di serahkan NIB itu bagi para pelaku industri yang berada di Negeri Booi.

Sementara itu, dalam sambutan penutupan kegiatan Bimtek ini, Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Marchelino Paliama menegaskan agar ilmu dan teknologi yang dimiliki bukan saja menjadi milik sendiri tapi dapat dibagikan bagi masyarakat lainnya, sehingga kemandirian ekonomi dapat terwujud dalam bentuk produk OVOP Kenari di Negeri Booi, tandasnya. Hidup ini harus menjadi berkat walaupun itu kecil nilainya, tuturnya. (mP_hyt)

id_IDIndonesian