Pemerintah Daerah Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku terus mendorong Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) untuk meningkatkan daya saing produknya melalui model pembinaan Industri berbasis sentra, yaitu One Village One Product (OVOP) yang mengangkat keunggulan IKM lokal. Ini seirima dengan arahan pengembangan industri di Maluku sesuai harapan Bapak Gubernur Maluku untuk mengembangkan satu desa satu produk atau yang lebih dikenal dengan one village one product (OVOP).
Dalam mengimplementasikan arahan Bapak Gubernur Maluku tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku menginisiasi Program/Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Aneka melalui pendekatan OVOP dengan mengarahkan pada perubahan pola pikir dari sumber daya manusia industri yang ada di lingkup negeri/desa.
Keunggulan komperatif yang dimiliki oleh Kabupaten Maluku Barat Daya yang termasuk dalam wilayah 3T yakni Terluar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Daerah Perbatasan justru memiliki potensi yang terpendam. Maluku Barat Daya sendiri berbatasan langsung dengan negara Timor Leste dan Australia menyimpan daya Tarik tersendiri untuk dikembangkan sebagai salah satu warisan budaya lokal (local wisdom) sehingga menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindag Maluku. Potensi sumber daya alam yang sangat menjanjikan yang dimiliki telah membuktikan bahwa produk Tenun menjadi salah komoditi unggulan yang siap bersaing dengan daerah lain, sebab memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Untuk itulah, kehadiran Pemerintah sebagai fasilitator menjadi sebuah kebutuhan dan bukan keinginan dalam menjembatani sejumlah persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di Maluku termasuk didalamnya warga bangsa di Bumi Kalwedo Maluku Barat Daya.
Dalam rangka membumikan potensi tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku memberikan penguatan kapasitas bagi masyarakat melalui Bimbingan Teknis Proses Produksi dan Diversifikasi Produk Tenun Ikat di Daerah Perbatasan, Tertinggal Kabupaten Maluku Barat Daya.
Kain tenun asal Kabupaten Maluku Barat Daya kini menjadi salah satu warisan budaya dan perlu dilestarikan juga dikembangkan dengan pelbagai pola dan bentuk sesuai dengan kebutuhan pasar.” ungkap Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Maluku Barat Daya, Rely Noach saat membuka secara resmi kegiatan Bimbingan Teknis yang berlangsung di Gedung Serbaguna Pendidikan, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kamis (12/11). Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan nagara lain seperti Timor Leste dan Australia, sudah tentu produk-produk hasil karya anak bangsa di Maluku Barat Daya harus dipacu terus baik dari sisi penampilan, kualitas produk sehingga bisa bersaing dengan produk-produk lainnya, tegasnya. Ketua Dekranasda Kabupaten Maluku Barat Daya ini, memberikan apresiasi kepada Pamerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindag Maluku yang telah menginisiasi Bimtek ini, tandasnya.
Hadir dalam kegiatan pembukaan tersebut Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Maluku Barat Daya Piet Rupilu, Kepala Bidang Industri Dinas Perindag Maluku Marchelino Paliama, Pejabat Eselon 3 dan 4 lingkup Dinas Perindagkop Maluku Barat Daya, instruktur Erna dari Yogjakarta.
Dalam arahanya, Kepala Bidang Industri menegaskan terkait pemanfataan sumber daya alam lokal yang menjadi salah satu prasyarat mutlak dalam menumbuhkan sektor industri di daerah, sehingga komoditi unggulan daerah Maluku Barat Daya ini berupa kain tenun harus menjadi produk lokal bernuansa nasional. “Potensi ini tentunya harus dikelola sehingga menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya saing. Salah satunya ialah Produk olahan Tenun Ikat yang perlu dikembangkan menjadi produk OVOP bukan hanya dalam bentuk kain saja, tetapi sudah menjadi produk-produk turunan dari kain tenun khas Maluku Barat Daya”, katanya.
“Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindag Maluku bertekad untuk terus memperkuat dan menonjolkan aspek keunggulan yang melekat pada produk tersebut, baik karena bahan bakunya, ciri khas dan keunikannya, tradisinya, kearifan lokalnya, maupun reputasinya,” ungkap Kabid Industri. kita harus hidup untuk terus menjadi berkat walaupun itu kecil nilainya, tegasnya.
Peserta yang dilatih sebanyak 20 orang yang berasal dari beberapa desa yang berada di kota Tiakur-Moa, mereka dilatih selama 4 hari dari tanggal 12-13 November yang dibagi dalam lima kelompok yang terfokus pada pengembangan produk OVOP Tenun yang merupakan salah satu produk fashion khas Maluku Barat Daya.
Pada kegiatan Bimtek ini, Kepala Bidang Industri Marchelino Paliama menyampaikan materi terkait pemanfataan pengurusan perijinan berusaha seperti Sertifikasi NIB dan Hak Kekayaan Intelektual, bagi peningkatan berusaha dari para pelaku industri. Sementara itu, pembobotan dalam merubah paradigma berpikir para peserta melalui materi bimtek dan praktek yang disajikan langsung oleh praktisi yang juga merupakan instruktur dari Nena Collection Yogyakarta Erna Zurnimawati, tentang bagaimana proses produksi dan diversifikasi produk Tenun untuk diubah menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis dan dapat menembus pasar baik lokal, nasional maupun internasional.
Kegiatan selama 4 hari tersebut menghasilkan berbagai produk seperti Cover Tissu, Sarung Batal, Tas Lipat, Taplak Meja, Sandal Hotel, Tas Dokumen Saku Goni, Tas Serut, Dompet Kosmetik, Topi Bolak Balik, Boneka Pasir.
Peserta sangat terkesan dengan apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindag Maluku, yang justru hari ini baru saya rasakan manfaatnya bagi diri, kelompok maupun masyarakat di Bumi Kalwedo ini. Salah seorang peserta Bimtek, Gayus memberikan apresiasi terhadap apa yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Maluku “Bukan hanya ilmu tapi kami telah difasilitasi dengan pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB)”, katanya. Dirinya berharap agar market atau pasar dapat juga di berikan oleh Dekranasda Kabupaten dan Dinas Perindakop Maluku Barat Daya, juga Dinas Perindag Maluku, ungkapnya.
Dalam kegiatan Bimtek ini juga diberikan bantuan stimulant berupa peralatan dan bahan sebagai pemacu dalam pengembangan pengolahan produk Tenun. Kepedulian Pemerintah Maluku melalui Dinas Perindag Provinsi Maluku memfasilitasi pendafataran Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai salah satu bentuk perjanjian kinerja dengan Ditjen IKMA Kemenperin RI, dimana pada acara penutupan di bagikannya 20 NIB bagi para pelaku industri yang juga peserta Bimtek.
Sementara itu, dalam sambutan penutupan kegiatan Bimtek ini, Kepala Dinas Perindagkop Maluku Barat Daya, Piet Rupilu menegaskan agar ilmu dan teknologi yang dimiliki bukan saja menjadi milik sendiri tapi dapat dibagikan bagi masyarakat lainnya, sehingga kemandirian ekonomi dapat terwujud dalam bentuk produk OVOP Tenun di Bumi Kalwedo-Maluku Barat Daya, katanya. Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Gubernur Maluku yang telah memberikan perhatian kepada masyarakat di Bumi Kalwedo melalui Bimbingan Teknis dan pemberian bantuan peralatan industri bagi para pelaku industri fashion di Kota Tiakur Kabupaten Maluku Barat Daya, ungkapnya. (MP_Hyt)