Untuk mengurangi inflasi di Provinsi Maluku, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku mengadakan acara Pemberian Subsidi Langsung kepada Pengecer dan Pedagang di Pasar Mardika dan Pasar Batu Merah di Kota Ambon.

Meskipun acara ini bersifat serimonial, namun tujuannya yakni pengendalian inflasi dengan menggelar pasar murah secara stay dan mobile , operasi pasar (OP), gelar pangan murah (GPM) bersama Dinas Ketahanan Pangan serta stakeholder terkait.

Hal ini senada dengan upaya pengendalian inflasi nasional yang  menggabungkan semua tindakan ini ke dalam empat model 4K: ketersediaan stok, keterjangkauan harga, distribusi yang lancar, dan komunikasi yang efektif. 

Demikian yang disampaikan Yahya Kotta, S.Pt. M.Si, Kepala Dinas Perindag Maluku, dalam sambutannya pada acara Pemberian Subsidi Langsung kepada Pengecer dan Pedagang yang diadakan pada hari Selasa, 31 Oktober 2023 siang  di Depan  Kantor Disperindag Maluku.

Menurut Yahya Kotta, inflasi nasional pada bulan September 2023 sebesar 2,12%, sedangkan untuk provinsi Maluku inflasi bulan September sebesar 3,10% (dibandingkan periode yang sama tahun lalu) dan ini merupakan total inflasi.

 Gabungan dua kota tersebut adalah Kota Ambon dan Kota Tual. “Sedangkan inflasi di Kota Ambon tentunya juga di atas 3%, begitu pula di Kota Tual. Artinya, inflasi kita  masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional secara year-on-year atau year-over-year, ujarnya.

Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan meskipun menghadapi banyak kendala/kendala yang ada. Misalnya saja, hampir 90% bahan baku diimpor dari daerah sentra produksi khususnya Jawa Timur, Selawesi Selatan, dan sedikit dari Sulawesi Utara.

Belum lagi letak geografis wilayah Maluku yang terdiri dari kepulauan dan musim yang tidak stabil menunjukkan bahwa kendala yang dihadapi provinsi Maluku  agak berbeda dengan provinsi lain, termasuk kendala anggaran.

Menghadapi kendala tersebut, Yahya Kotta mengatakan, TPID Maluku selalu melakukan upaya seperti rapat koordinasi, dalam upaya TPID tersebut melalui Kementerian Pertanian  mengerahkan budidaya cabai, dan Dinas Ketahanan Pangan menyelenggarakan promosi pangan murah, Bulog melakukan kegiatan opersai pasar, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan menjalankan pasar murah.

“Semua itu kita laksanakan baik di provinsi maupun kabupaten/kota, namun sekali lagi sesuai keterangan Badan Pusat Statistik (BPS), meski pada September 2023  kita ada sedikit revisi dari enam menjadi tiga, tapi kita masih berada di atas inflasi nasional secara tahunan,” ujarnya.

Sesuai arahan dan instruksi Gubernur Maluku Murad Ismail, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku mengendalikan inflasi melalui strategi subsidi langsung kepada pedagang.

“Untuk melaksanakan arahan gubernur, program yang kami jalankan saat ini adalah  pengendalian inflasi dengan strategi pasar murah melalui subsidi langsung kepada pedagang,” jelasnya.

Dengan meningkatnya suhu yang diperkirakan akan menyebabkan kekeringan di wilayah sentra produksi, hal ini tentunya akan berdampak pada stok seperti beras, gula pasir,bawang merah dan telur yang sedang menipis, sehingga tentunya juga berdampak pada Wilayah kita, Provinsi Maluku yang menjadi daerah tujuan/pemasok.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku bersama dengan Satgas Pangan setiap hari rutin melakukan pemantauan harga  dan terdapat tanda-tanda kenaikan harga pada beberapa produk khususnya beras yang sudah tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) . Telur, cabai, paprika, dan gula pasir semuanya cenderung mengalami kenaikan harga, terutama dalam rangka hari raya keagamaan.

Cara subsidi langsung ke pedagang, misalnya telur ayam kampung harganya Rp 2.000/telur, subsidinya Rp 200/telur, jadi menjadi Rp 1.800/telur. Beras premium yang harganya lebih tinggi Rp 15.000/kg dari harga HET Rp 14.800 (HET Zona 3 Indonesia), disubsidi Rp 300 menjadi Rp 14.700.

“Ini cara-cara yang kita lakukan sehingga ada penetrasi harga. Meskipun dengan keterbatasan anggaran kita menyanggupi untuk melakukan subsidi langsung terhadap beberapa komoditi dengan sejumlah pedagang yang ada di Pasar Batu Merah maupun Pasar Mardika,” ungkap Yahya.

Kepala Dinas Perindag Maluku dalam akhir sambutan pada acara ini pun berharap para pedagang  tidak hanya sekedar mencari keuntungan, namun juga menjadi warga Kota Ambon yang bertanggung jawab dalam upaya penurunan harga kebutuhan pokok agar dapat berdampak pada inflasi di wilayah ini. (Hyt)

id_IDIndonesian