Sebagai wakil pemerintah pusat di daerah sudah tentu peran dan fungsi Pemerintah Daerah (Provinsi) dan Kabupaten/Kota sebagai penerima manfaat harus melakukan kolaborasi dalam konteks penumbuhan dan pengembangan sektor industri yang merupakan value bagi pertambahan nilai produksi dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam konteks kekinian, dan seirima dengan kebijakan Kementerian Perindustrian RI, maka Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku proaktif dalam melakukan pengembangan sektor industri kecil dan menengah dan aneka (IKMA) di berbagai wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Maluku melalui pendekatan pembinaan One Village One Product (OVOP). Program OVOP adalah pendekatan dalam pengembangan potensi di satu wilayah untuk menghasilkan satu produk berkelas dan berdaya saing memiliki keunikan dan khas daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal khususnya potensi unggulan daerah setempat.

 “Pengembangan potensi di daerah tersebut dapat memberikan kontribusi berupa peningkatan pendapatan daerah, menjadi tujuan wisata, dan membuka lapangan pekerjaan. Hal ini tentunya mendukung pertumbuhan perekonomian nasional,” kata Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi, Marchelino Paliama, di Ohoi Ngabub, Maluku Tenggara.

Kepala Bidang Industri menjelaskan, dalam mendukung optimalisasi program OVOP, Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindag melibatkan stakeholder baik Pemerintah Kabupaten/Kota, Pelaku Industri maupun para penggiat ekonomi di daerah sebagai wujud pemberdayaan, penumbuhan dan pengembangan IKM berbasis atau pada konteks pendekatan OVOP.

Program pendampingan yang dilakukan pada tahun 2023 ini sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perindustrian RI, sehingga pengembangan dan pendampingan produk OVOP dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara dengan komoditi Embal sebagai produk khas atau asli dari tanah Evav atau kepulauan Kei, Maluku Tenggara.

 “Kami mengajak pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dapat berperan lebih aktif sebagai pengusul IKM OVOP, karena potensi besar terutama pada sektor pengolahan pangan lokal Embal dengan memberikan aksenstuasi melalui pendampingan, pembinaan yang tepat bagi IKM dan sentra binaannya,” ungkapnya.

Embal adalah Makanan yang berbahan dasar singkong, setelah diolah panganan ini dapat disajikan dalam berbagai macam varian menu. Embal ini biasanya dijadikan cemilan oleh masyarakat sekitar Maluku Tenggara /Kota Tual. Kei atau yang lebih kita ketahui dengan Tual, Maluku Tenggara. Daerah ini memiliki banyak makan khas, salah satunya adalah “Embal”, katanya.

Perkembangan teknologi dan daya saing digital tentunya dapat mendorong kemudahan aksesibilitas dan efisiensi pemanfaatan program OVOP sebagai salah satu media produk-produk asli daerah dapat dikenal dan mampu bersaing dengan produk daerah lainnya, sehingga siap masuk pasar ekspor.

Pendampingan yang dilakukan kepada 10 IKM pengolahan Embal yang berada di Kabupaten Maluku tenggara pada beberapa ohoi seperti di Ibra, Debut, Namar, Ngabub, Ngilngof, Manyeu dan beberapa Ohoi di Maluku Tenggara.

Dalam pendampingan itu, diberikan penguatan pembinaan capacity building, dengan tujuan rebrandingrepositioning, memperkuat citra produk OVOP tanpa meninggalkan kearifan lokalpromosi, serta perluasan akses pasar. Selain itu, untuk berkespansi, menyiapkan IKM OVOP agar mampu melakukan ekspor dengan pemberian fasilitasi pelatihan dan, mendampingi dalam kegiatan market intelligence, serta link and match.

Pembinaan OVOP ini memiliki tiga prinsip dasar, yaitu local yet global yang mengupayakan potensi lokal untuk menghasilkan produk yang berdaya saing global, kemudian self-reliance and creativity yang menekankan pada kemandirian masyarakat setempat untuk menjadi pendorong utama program OVOP, dan human resource development sebagai upaya pengembangan SDM berperan penting terhadap suksesnya program OVOP, kata Marchel.

“Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan optimisme bagi pemerintah daerah serta bentuk motor pendorong bagi para IKM OVOP untuk menjadi unggulan dan kebanggaan daerah sehingga produk yang dihasilkan menembus pasar nasional hingga go internasional,” ujar Marchel. (Pm_Hyt)

id_IDIndonesian