Pemerintah Daerah Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku terus mendorong Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) untuk meningkatkan daya saing produknya melalui model pembinaan Industri berbasis sentra, yaitu One Village One Product (OVOP) yang mengangkat keunggulan IKM lokal. Ini seirima dengan arahan pengembangan industri di Maluku sesuai harapan Bapak Gubernur Maluku untuk mengembangkan satu desa satu produk atau yang lebih dikenal dengan one village one product (OVOP).

Dalam mengimplementasikan arahan Bapak Gubernur Maluku tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku menginisiasi Program/Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Aneka melalui pendekatan OVOP dengan mengarahkan pada perubahan pola pikir dari sumber daya manusia industri yang ada di lingkup negeri/desa.

Potensi sumber daya alam yang sangat menjanjikan yang dimiliki oleh Negeri Porto membuktikan bahwa produk Keladi menjadi salah komoditi unggukan yang siap bersaing dengan daerah lain, sebab memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Untuk itulah, kehadiran Pemerintah sebagai fasilitator menjadi sebuah kebutuhan dalam menjembatani persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di Maluku.

Saat ini, pelaku IKM telah mampu menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh pasar domestik dan ekspor, dengan kualitas yang kompetitif. Selain itu, jumlah IKM tersebar di seluruh wilayah Tanah Air dengan jenis usaha dan produknya yang sangat beragam,” ungkap Kepala Bidang Industri Dinas Perindag Maluku saat membuka secara resmi kegiatan Bimbingan Teknis Proses Produksi Pangan Lokal dan Diversifikasi Produk OVOP di Daerah Tertinggal  di Negeri Porto, Saparua Kabupaten Maluku Tengah, Senin (27/03).

Hadir dalam kegiatan pembukaan tersebut yang mewakili Dinas Perindag Provinsi Maluku, Penjabat Negeri Porto Ch. Pattiselanno, Ketua Majelis Jemaat GPM Porto Pdt. Rooy Mail, Saniri Negeri dan Ketua AM-GPM Cabang Porto.

Dirinya mengemukakan bahwa masing-masing daerah di Maluku memiliki potensi baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dapat didorong untuk menghasilkan produk andalan dengan ciri khas dan karakteristik tersendiri sehingga menjadi keunggulan komparatif dari daerah tersebut. “Salah satunya ialah tanaman Keladi yang memiliki tekstur dan kualitas umbi yang baik sehingga perlu dikembangkan menjadi produk Ovop khas Provinsi Maluku khususnya di Pulau Saparua yang telah lama dikenal pada jaman kolonial Belanda dan Portugis”, katanya.

“Pemerintah Daerah Maluku melalui Dinas Perindag bertekad untuk terus memperkuat dan menonjolkan aspek keunggulan yang melekat pada produk tersebut, baik karena bahan bakunya, ciri khas dan keunikannya, tradisinya, kearifan lokalnya, maupun reputasinya,” papar Kabid Industri.

Penguatan kapasitas sumber daya manusia industri, tentunya terus dilakukan dalam bentuk kegiatan Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku seperti yang dilakukan di Negeri Porto, Saparua Kabupaten Maluku Tengah yang dampaknya dirasakan oleh para peserta nantinya, tegasnya.

Sebanyak 20 orang peserta dilatih selama 4 hari dari tanggal 27-30/3 yang dibagi dalam empat kelompok yang terfokus pada pengembangan produk OVOP Keladi yang merupakan tanaman unggulan dari negeri Porto dan kegiatan dipusatkan pada aula PAUD Kasih. Pada kegiatan Bimtek ini, Kepala Bidang Industri Marchelino Paliama menyampaikan materi terkait pemanfataan pengurusan perijinan berusaha seperti PIRT, Sertifikasi Halal dan NIB bagi peningkatan berusaha dari para pelaku industri di negeri Porto.

Sementara itu, pembobotan dalam merubah paradigma berpikir para peserta melalui materi bimtek dan praktek yang disajikan langsung oleh praktisi yang juga merupakan instruktur dari D&D Jakarta Deli Gunarsa tentang bagaimana pemanfataan tanaman-tanaman lokal Keladi untuk diubah menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis dan dapat menembus pasar baik lokal, nasional maupun internasional.

Kegiatan selama 4 hari tersebut menghasilkan berbagai produk olahan keladi seperti tepung keladi, mie keladi, nuget keladi, keripik keladi dalam berbagai varian dan bentuk, onde-onde keladi, bolu lapis keladi kenari, cookies keladi, kacang keladi kenari, kacang keladi kenari gorang, minyak kelapa sehat, kecap manis dan pedas, minyak telon, nata decoco, sirup kelapa dengan varian rasa, pudding keladi juga kolak keladi kolak bagi pangganan berbuka puasa yang di bagikan bagi basudara muslim khususnya para TNI yang menjaga di daerah perbatasan Porto-Haria.

Begitu sukacita dan sangat berkesan yang dirasakan oleh para peserta. Salah seorang peserta Ona Pelupessi memberikan apresiasi terhadap apa yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan. “Bukan hanya ilmu tapi kami telah difasilitasi dengan pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB)”, katanya. Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat GPM Porto Pdt. Rooy Mail, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Maluku yang begitu peduli dalam mengembangkan tanaman produktif dari negeri kami Porto. Selain itu pula bantuan peralatan dan kemasan yang diberikan menjadi motivasi bagi kami untuk terus mengembangkan produk OVOP kami ini. Dirinya berharap agar market atau pasar dapat juga di berikan oleh Pemerintah Maluku melalui Dinas Perindag Provinsi Maluku, katanya.

Dalam kegiatan Bimtek ini juga diberikan bantuan peralatan pengolahan sebagai stimulant dalam pengembangan pengolahan produk (kemasan, alat olahan pangan sederhana). Hal yang menarik bahwa Dinas Perindustrian dan Perdangangan Provinsi Maluku memfasilitasi pendafataran Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai salah satu bentuk perjanjian kinerja dengan Ditjen IKMA Kemenperin RI, dimana pada acara penutupan di bagikannya 25 NIB bagi para pelaku industri yang berada di negeri Porto, Saparua Kabupaten Maluku Tengah.

Sementara itu, dalam sambutan penutupan kegiatan Bimtek ini, Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Marchelino Paliama menegaskan agar ilmu dan teknologi yang dimiliki bukan saja menjadi milik sendiri tapi dapat dibagikan bagi masyarakat lainnya, sehingga kemandirian ekonomi dapat terwujud dalam bentuk produk OVOP Keladi di negeri Porto, tandasnya. Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, namun bertanyalah pada dirimu sendiri apa yang sudah kamu berikan bagi negara, ini harus menjadi spirit perjuangan bagi seluruh peserta yang ada demi kemajuan industri pangan lokal produk OVOP di negeri Porto manise, kita harus hidup untuk terus menjadi berkat walaupun itu kecil nilainya, katanya. (mP)

id_IDIndonesian