Senin, 27 Juli 2020. Dalam rangka menjaga ketersediaan dan kestabilan harga barang kebutuhan pokok, maka Dinas Perindag Provinsi Maluku dan Tim Satgas Pangan Terpadu Provinsi Maluku intens melakukan sidak selama pandemi covid 19. Kegiatan sidak pengawasan dan pemantauan stok dan harga barang kebutuhan pokok serta kondisi perdagangan di Pasar Tradisional, Pemasok barang kebutuhan pokok dan Gerai Ritel Modern dilakukan oleh Tim yang dipimpin oleh oleh Plt. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku beserta staf didampingi oleh Tim Satgas Pangan Terpadu Provinsi Maluku.
Kegiatan dimulai di PASAR TRADISIONAL MARDIKA DAN BATU MERAH, untuk memantau perkembangan harga barang kebutuhan pokok, dan menemukan bahwa umumnya harga barang kebutuhan pokok stabil, dengan fluktuasi untuk 2 (dua) komoditas yaitu, Cabe merah keriting dan Cabe rawit merah dimana untuk kedua komoditas mengalami penurunan harga yakni Cabe merah keriting turun menjadi rata-rata Rp.41.667,- per kg, dan Cabe rawit merah turun menjadi rata-rata Rp.31.667,- per kg yang disebabkan oleh masuknya pasokan ke Pasar Tradisional dari dari sentra lokal Namlea Pulau Buru, Pulau Seram dan sentra luar daerah Makassar dengan menggunakan kapal penumpang milik PT. Pelni.
Tim melanjutkan pemantauan ke Pemasok barang kebutuhan pokok di kawasan Ruko Batu merah, dimulai dari UD. JAYA MAKMUR, dimana Tim bertemu dengan Maya yang memberikan informasi bahwa persediaan bawang putih sebanyak 1.000 kg dan dijual kotor pada harga Rp.14.000,- per kg. Bawang merah yang masih kotor dijual Rp.25.000,- per kg persediaan bawang merah mencapai 5.000 kg. Harga jual komoditas sayur Kol Rp.150.000,- per karung @20kg, Wortel Rp.145.000,- per karton @10kg dan Kentang Rp.850.000,- per karung @60 kg (asal Manado lewat pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara).
Di UD. LIMA SAUDARA, Tim bertemu dengan Ibnu, yang menjelaskan bahwa stok Bawang merah mencapai 4.600k kg, dijual kotor Rp.25.000,- per kg. Sementara stok Bawang putih sebanyak 3.000 kg dijual kotor Rp.15.000,- per kg. Sementara komoditas Telur ayam broiler tersisa 120 ikat dengan harga Rp.300.000,- per ikat, Bawang Bombay Rp.325.000,- per karung @20kg, Kol Rp.150.000,- per karung @20kg dan Kentang Rp.725.000,- per karung @50kg (asal Surabaya).
TOKO INAN JAYA, bertemu dengan Syam, yang menjelaskan bahwa persediaan bawang putih tersisa 2.000 kg dengan harga jual kotor Rp. 14.000,- per kg dan bersih Rp.18.000,- per kg, sedangkan Bawang merah bersih dijual Rp.35.000,- per kg, yang masih kotor dijual Rp.26.000,- per kg, persediaan bawang merah mencapai 2.000 kg. Sementara untuk gula pasir merek KBA, pasokan baru saja dibongkar dari pelabuhan, sehingga persediaan mencapai 15.500 kg, Telur ayam broiler dijual Rp.310.000,- per kg.
Tim kemudian bergerak ke gerai ritel modern lokal, SWALAYAN SINAR ALFA, di Desa Latta dan bertemu dengan Fanny yang menjelaskan bahwa persediaan gula pasir mencapai total 2.800 kg dengan perincian merek KBA sebanyak 1.800 kg dan merek KTM sebanyak 1.000 kg. Gula pasir dijual dengan harga sama yakni Rp.13.500,- per kg.
Selanjutnya Tim melanjutkan pemantauan dan pengawasan ke PASAR TRADISIONAL TULEHU, di Desa Tulehu Kabupaten Maluku Tengah bersama Wakil Menteri PUPR RI didampingi Kepala Dinas PUPR Provinsi Maluku dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Maluku Kementerian PUPR RI beserta staf, dalam rangka meninjau progres Renovasi Pasar Tulehu 1 dan 2 yang rusak berat saat terjadinya gempa berskala 6,8 Magnitudo di tanggal 26 September 2019 lalu. Dalam peninjauan ke lokasi pembangunan pasar, diperoleh keterangan bahwa pembangunan pasar sayur Tulehu (Pasar 1 Tulehu) sudah mencapai 100% sementara untuk pasar ikan Tulehu (Pasar 2 Tulehu) telah mencapai lebih dari 50% penyelesaian. (PDN)