Jumat, 25 Oktober 2019. Festival Indonesia di Elizabeth Quay, Perth Australia dengan tujuan merayakan keragaman budaya Indonesia sekaligus peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Australia digelar.

Adapun festival ini dibuka untuk umum, diramaikan dengan berbagai aneka pertunjukan seni budaya, produk-produk dari berbagai daerah, promosi paket wisata Indonesia, pasar kuliner tanah air dan sudut bermain anak-anak, termasuk permainan khas anak Indonesia.

Ketua Umum Dekranasda Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail, mengatakan dirinya telah merencanakan agar tenun ikat tanimbar dan MBD bisa tampil di ajang ini jauh-jauh hari, dengan membawa 22 rancangan terbaik yang bahan kainnya berasal dari para penenun tradisional. Widya pun menggandeng desainer besar Indonesia, Defrico Audy untuk merancang busana berbahan tenun asal Tanimbar dan MBD untuk ditampilkan di pentas fashion show tersebut.

“kita menggandeng desainer Audy dan membawa 22 rancangan kain tenun KKT dan MBD. Responnya luarbiasa karena banyak yang belum tahu kalau Maluku juga punya tenun-tenun yang bagus”, ungkap widya kepada pers di Ambon, Senin (28/10/2019). Menurut istri Gubernur Maluku ini, selain diapresiasi oleh masyarakat Australia, ternyata komunitas Maluku di Perth juga banyak yang belum terlalu familiar dengan kekayaan tenun yang dimiliki Maluku. “Disana (Perth,red) komunitas Maluku banyak dan mereka juga kaget karena ini luar biasa sebab tenun asal Maluku sangat diapresiasi usai tampil di fashion show,” kata ketua PKK Provinsi Maluku.

Diketahui, hadir di Festival itu, selain konjen Indonesia untuk Australia Barat, Dewi Gustina Tobing, terlihat pula Dubes Indonesia untuk Australia, Kristiarto Legowo serta warga Australia.

Selain itu rombongan Pemda Maluku, Widya Murad Ismail, tampak pula Ketua Dekranasda Kota Ambon, Debby Louhenapesy, Ketua Dekranasda Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Joice Fatlolon, Ketua Harian Dekranasda Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano yang juga adalah Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, serta Kadis Indag Kota Ambon

Usai para model asal Australia menampilkan rancangan busana berbahan tenun ikat, Dubes Indonesia untuk Australia Kristiaro Legowo langsung mengundang Pemda Maluku untuk turut juga mengikuti Festival, yang akan berlangsung di Canbera Australia, “Pak Dubes Kristiaro Legowo begitu selesai menonton Fashion Show berbahan tenun Tanimbar Maluku langsung dekati saya dan mengucapkan selamat dan langsung mengundang kita agar juga mengikuti Festival di Canbera bulan November akhir tahun ini atau Februari tahun depan” tuturnya.

Ia menegaskan untuk memperkenalkan budaya sekaligus kerajinan tangan asal Maluku seperti tenun ikat memang ada harga yang harus dibayar, pasalnya untuk promosi pasti selalu butuh biaya. “kadang-kadang orang berpikir keluar negeri untuk jalan-jalan sebenarnya ini tidak , karena memang jauh hari telah kita rencanakan, kita punya misi besar sejak awal adalah mengangkat dan memperkenalkan Tenun Tanimbar dan MB lebih luas lagi.

Promosi itu butuh uang dan butuh proses,dimana kalau kita tidak berani melangkah, kapan lagi kita maju dikenal,bebernya. Lanjutnya fashion show yang diikuti Pemerintah Provinsi Maluku, memang baru pertama kali kendati demikian untuk musik pernah diikuti oleh Kota Ambon di ajang festival yang sama.

Baru kali ini kita tampil di fashion show. Provinsi NTT malahan sudah berulang kali ikut, ini luarbiasa. Saya sendiri terharu dan bangga melihat respon yang luar biasa, ketika kita tampilkan tenun asal Maluku dari KKT dan MBD, maka kerja kita tidak sia-sia, tandasnya.

 Sumber : Humas Pemprov Maluku

id_IDIndonesian