Anyaman rotan dan pelepah pisang;produk kriya berdaya saing ekspor di Bumi Lolik Lalen Fedak Fena
Potensi sumber daya alam rotan dan pisang di Kabupaten Buru Selatan sangat berlimpah. Hamparan pepohonan pisang dan rotan yang tumbuh sumbur merupakan anugerah Tuhan yang perlu diolah dan diberdayakan sehingga memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat di Bumi Lolik Lalen Fedak Fena.
Dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBI-BBWI) di Maluku tahun 2024, Pemerintah Provinsi Maluku terus memberikan sentuhan melalui penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Industri dalam mengembangkan potensi sumber daya alam yang berlimpah di Maluku dan salah satunya ialah rotan dan pelepah pisang.
Guna menunjang hal dimaksud, maka Pemberdayaan Ekonomi melalui pendekatan kepada Daerah Tertinggal tentunya menjadi salah perhatian utama Pemerintah Pusat, dan melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian RI, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku mengadakan Bimbingan Teknis Proses Produksi Anyaman di Daerah Tertinggal di Kabupaten Buru Selatan 12-15/8.
Kegiatan Bimtek Anyaman ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perindag Maluku yang diwakili oleh Kepala Bidang Industri Marchel Paliama. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perindag Maluku menyampaikan tujuan dari bimbingan teknis ini adalah masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah bahan baku rotan dan pelepah pisang menjadi anyaman yang memiliki nilai ekonomi berupa tas, tempat tisu, tempat buah dan furniture lainnya. Selain itu, keterampilan menganyam rotan dan pelepah pisang, diharapkan menjadi produk unggulan dan merupakan produk kriya yang siap bersaing sehingga dapat dijadikan komoditi ekspor yang pada akhirnya dapat membuka lapangan kerja dan menumbuhkan ekonomi masyarakat di daerah tertinggal sebagai salah satu program Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perindustrian RI melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, tegasnya.
Tanaman rotan dan pisang merupakan tanaman yang tumbuh sumbur dan tersebar di seluruh dataran Maluku, dan salah satunya di Kabupaten Buru Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah produktif tanaman rotan dan pisang sehingga komoditi ini perlu dilestarikan serta dikembangkan melalui tangan-tangan kreatif yang dapat menghasilkan berbagai produk kerajinan dan memiliki nilai ekonomis yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat, kata Paliama.
Upaya menumbuhkan dan mengembangkan komoditi protan dan pelepah pisang tersebut, menjadi perhatian penuh Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku. Sinergi yang dilakukan pun melibatkan Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Maluku sebagai salah satu Bapak Angkat dalam membeli dan memasarkan produk akhir dari komoditi ini, tegasnya.
Maksud dan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini antara lain:
- Menghasilkan wirausaha baru di bidang kerajinan anyaman rotan dan pelepah pisang di Kabupaten Buru Selatan
- Meningkatkan kemampuan atau keterampilan para pelaku industri kecil mengengah (IKM) terkait desain, serta meningkatkan sumber daya ekonomi bagi kesejahteraan keluarga, khusunya masyarakat di bumi Lolik Lalen Fedak Fena.
- Menciptakan kreativitas dan inovasi bagi IKM kerajinan anyaman rotan dan pelepah pisang, agar pemanfaatan bahan bakunya dapat berkembang menjadi produk yang memiliki inovasi dengan keunikan tersendiri, serta memiliki kualitas dan berdaya saing dengan macam-macam motif anyaman lainnya.
Pada acara pembukaan kegiatan Bimtek Anyaman ini, turut hadir Dinas Perdagangan Kabupaten Buru Selatan yang diwakili oleh Kepala Bidang Industri Meis Wutlanit, Pemerintah Desa Labuang dan Kamanglale, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat di Buru Selatan.
Kegiatan Bimtek anyaman ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 12-15/8 yang diikuti oleh 20 orang peserta yang merupakan Wira Usaha Baru (WUB) yang berada di beberapa desa di Kecamatan Namrole antara lain desa Kamanglale, desa Labuang, desa Wainono, desa Masnana, desa Elfule. “peserta sangat antusias dalam mengikuti setiap materi dan praktek yang diberikan oleh instruktur, dan menambah pengetahuan dan keterampilan bagi mereka”, katanya.
Instruktur/pengajar yang menjadi pemateri yakni Cornelia Lina Meiliasari dari YL handi craft Yogyakarta memberikan spirit pengetahuan dan keterampilan melalui materi dasar diberikan dalam upaya merubah pola pikir dari para peserta sehingga benar-benar terbangun spirit berwirausaha dan peningkatan motivasi diri dalam mengembangkan produk-produk olahan dari bahan dasar anyaman rotan dan pelepah pisang.
Produk-produk yang dihasilkan dari Pelatihan ini berupa tas, dompet, tempat tisu, tempat buah, tempat minuman dan furniture lainnya. Salah seorang peserta bimtek Tondino Tasane memberikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku yang telah memberikan sejumlah pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan Bimtek anyaman ini di daerah kami.
Harapan kami, semoga hasil akhir berupa produk-produk olahan dari anyaman rotan dan pelepah pisang ini dapat dipasarkan dan menjadi produk yang bernilai ekonomis sehingga sebagai rakyat di Buru Selatan memiliki kebanggaan tersendiri bahwa produk anyaman kami siap menjadi produk ekspor nantinya, katanya.
Dirinya berharap agar semua stakeholder dapat bergandeng tangan mensukseskan pembangunan di sektor Industri bagi kesejahteraan masyarakat khususnya di bumi Lolik Lalen Fedak Fena.
Sementara itu, yang mewakili Dinas Perdagangan Meis Wutlanit menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindag Maluku yang telah memberikan perhatiannya dalam mengembangkan sumber daya manusia industri di Kabupaten Buru Selatan, “semoga upaya yang dilakukan ini dapat menjadi modal bagi seluruh peserta di Buru Selatan dengan terus mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada, katanya.
Dalam sambutan penutupan kegiatan Bimtek Anyaman ini 15/8, Kepala Bidang Industri Dinas Perindag Maluku Marchel Paliama menegaskan agar para peserta dapat terus menumbuhkan spirit berwirausaha sebagai konsep yang diharapkan tumbuhnya sejumlah Wira Usaha Baru Potensial di Kabupaten Buru Selatan. “Saudara-saudara peserta harus menjadi motivator bagi pelaku industri lainnya, lewat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki”, tegasnya
Pada kesempatan yang sama Kepala Bidang Industri Marchelino Paliama, berharap agar produk rotan dan pelepah pisang ini terus dikelola dengan profesional sehingga pemberdayaan ekonomi masyarakat di daerah tertinggal dapat terpenuhi dan angka pengangguran serta kemiskinan pun dapat ditekan, katanya.
“Tentunya kegiatan ini dapat membuka lapangan kerja baru (Wira Usaha Baru/WUB, dan menumbuhkan ekonomi masyarakat khususnya di desa, syukur nanti bisa tumbuh berkembang di wilayah lain di Kabupaten Buru Selatan,”kata Paliama.
Pada acara penutupan diserahkan Sertifikat Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada 100 pelaku Industri di Kabupaten Buru Selatan. “kiranya legalitas berusaha yakni Nomor Induk Berusaha (NIB) dapat dijadikan modal dalam mengembangkan produktivitas berusaha dari para pelaku industri di bumi Lolik Lalen Fedak Fena ini, kata paliama yang juga Sekretaris Dekranasda Provinsi Maluku.
Dia meyakini, dengan ekonomi tumbuh pendapatan perkapita masyarakat meningkat, harapannya hidup masyarakat bahagia dan sejahtera sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten ini, katanya.
Produk akhir dari rotan dan pelepah pisang sudah saatnya bersaing di kancah nasional, dan selaku rakyat Maluku kita harus Bangga terhadap Produk Buatan anak Negeri Lolik Lalen Fedak Fena. Sehingga konsep Gernas BBI-BBWI di Maluku benar-benar telah dimanifestasi dalam pengembangan melalui jalur ekspor nantinya, sehingga pertumbuhan ekonomi pastilah meningkat, tegas Paliama.
Dirinya berharap agar konsep satu desa satu produk atau yang lebih dikenal dengan nama one village one product (satu desa satu produk) yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Maluku, menjadi perhatian dari seluruh stakeholder di bumi yang penuh potensi dan hasil kekayaan alamnya. Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi, tegasnya. Mari taburkan kebaikan lewat ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi bagi para pelaku industri di Maluku, agar tumbuh bunga-bunga indah ditaman sari Indonesia. Bersama lanjutkan perjuangan bagi Maluku yang unggul menuju Indonesia Emas. (mP_hyt)